Subscribe

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

4.24.2009

Memek Merah Nirina

aku dibesarkan didalam keluarga yang sangat taat dalam agama. aku sebelumnya belum pernah terekspos terhadap hubungan laki-laki dan perempuan. Pengetahuan aku mengenai hal-hal persetubuhan hanyalah sebatas apa yang aku baca didalam cerita-cerita porno ketikan yang beredar di sekolah ketika aku duduk di bangku SMP.
Pada masa itu belum banyak kesempatan bagi anak lelaki seperti aku walaupun melihat tubuh wanita bugil sekalipun. Anak-anak lelaki masa ini mungkin susah membayangkan bahwa anak seperti aku cukup melihat gambar-gambar di buku mode-blad punya kakak aku seperti Lana Lobell, dimana terdapat gambar-gambar bintang film seperti Ginger Roberts, Jayne Mansfield, yang memperagakan pakaian dalam, ini saja sudah cukup membuat kita terangsang dan melakukan masturbasi beberapa kali.
Bisalah dibayangkan bagaimana menggebu-gebunya gairah dan nafsu aku ketika diberi kesempatan untuk secara nyata bukan saja hanya bisa melihat tubuh bugil wanita seperti Nirina, tetapi bisa mengalami kenikmatan bersanggama dengan wanita sungguhan, tanpa memperdulikan apakah wanita itu jauh lebih tua. Dengan hanya memandang tubuh Nirina yang begitu mulus dan putih saja sucah cukup sebetulnya untuk menjadi bahan imajinasi aku untuk bermasturbasi, apalagi dengan secara nyata-nyata bisa merasakan hangatnya dan mulusnya tubuhnya. Apalagi betul-betul melihat kemaluannya yang mulus tanpa jembut. Bisa mencium dan mengendus bau kemaluannya yang begitu menggairahkan yang kadang-kadang masih berbau sedikit amis kencing perempuan dan yang paling hebat lagi buat aku adalah bisanya aku menjilat dan mengemut kemaluannya dan kelentitnya yang seharusnyalah masih merupakan buah larangan yang penuh rahasia buat aku.
Mungkin pengalaman dini inilah yang membuat aku menjadi sangat menikmati apa yang disebut cunnilingus, atau mempermainkan kemaluan wanita dengan mulut. Sampai sekarangpun aku sangat menikmati mempermainkan kemaluan wanita, mulai dari memandang, lalu mencium aroma khasnya, lalu mempermainkan dan menggigit bibir luarnya (labia majora), lalu melumati bagian dalamnya dengan lidah aku, lalu mengemut clitorisnya sampai si wanita minta-minta ampun kewalahan. Yang terakhir barulah aku memasukkan batang kemaluan aku kedalam liang memek merahnya yang sudah banjir.
Setelah kesempatan aku dan Nirina untuk bermain cinta (aku tidak tahu apakah itu bisa disebut bermain cinta) yang pertama kali itu, maka kami menjadi semakin berani dan Nirina dengan bebasnya akan datang kerumah aku hampir setiap hari, paling sedikit 3 kali seminggu. Apabila dia datang, dia akan langsung masuk kedalam kamar tidur aku, dan tidak lama kemudian akupun segera menyusul.
Biasanya dia selalu mengenakan daster yang longgar yang bisa ditanggalkan dengan sangat gampang, hanya tarik saja keatas melalui kepalanya, dan biasanya dia duduk dipinggiran tempat tidur aku. aku biasanya langsung menerkam pNirinadaranya yang sudah agak kendor tetapi sangat bersih dan mulus. Pentilnya dilingkari bundaran yang kemerah-merahan dan pentilnya sendiri agak besar menurut penilaian aku. Nirina sangat suka apabila aku mengemut pentil susunya yang menjadi tegang dan memerah, dan bisa dipastikan bahwa kemaluannya segera menjadi becek apabila aku sudah mulai ngenyot-ngenyot pentilnya.
Mungkin saking tegangnya aku didalam melakukan sesuatu yang terlarang, pada permulaannya kami mulai bersanggama, aku sangat cepat sekali mencapai klimaks. Untunglah Nirina selalu menyuruh aku untuk menjilat-jilat dan menyedot-nyedot kemaluannya lebih dulu sehingga biasanya dia sudah orgasme duluan sampai dua atau tiga kali sebelum aku memasukkan penis aku kedalam liang peranakannya, dan setelah aku pompa hanya beberapa kali saja maka aku seringkali langsung menyemprotkan mani aku kedalam memek merahnya. Barulah untuk ronde kedua aku bisa menahan lebih lama untuk tidak ejakulasi dan Nirina bisa menyusul dengan orgasmenya sehingga aku bisa merasakan empot-empotan memeknya yang seakan-akan menyedot penis aku lebih dalam kedalam sorga dunia.
Nirina juga sangat doyan mengemut-ngemut penis aku yang masih belum bertumbuh secara maksimum. aku tidak disunat dan Nirina sangat sering menggoda aku dengan menertawakan "kulup" aku, dan setelah beberapa minggu Nirina kemudian berhasil menarik seluruh kulit kulup aku sehingga topi baja aku bisa muncul seluruhnya. aku masih ingat bagaimana dia berusaha menarik-narik atau mengupas kulup aku sampai terasa sakit, lalu dia akan mengobatinya dengan mengemutnya dengan lembut sampai sakitnya hilang. Setelah itu dia seperti memperolah permainan baru dengan mempermainkan lidahnya disekeliling leher penis aku sampai aku merasa begitu kegelian dan kadang-kadang sampai aku tidak kuat menahannya dan mani aku tumpah dan muncrat ke hidung dan matanya.